Budak gembala. Suatu ketika dahulu pernah mengkecohkan kampung dengan serangan serigala - cerita rekaannya. Apabila serangan itu benar-benar terjadi - tak ada siapa yang mahu datang membantu. Serangan demi serangan dan dia tak mampu hendak mengangkat kelopak matanya pun - lemah tak berdaya lagi. Sedikit demi sedikit tubuhnya dilapah gigi-gigi tajam, hingga ke jantung - darah memancut - tak ada lagi rasa panas darah, tak ada kesakitan lagi.
Bila jasadnya tinggal tulang dan sisa-sisa daging, jasadnya dibawa lari serigala, untuk diberi makan kepada keluarga di hutan belantara. Diseret, tersangkut akar, terhentak batu kerikil tajam - apalah makna untuk Budak Gembala? Matanya - memandang ke satu arah - kesal atas kecelakaan yang dibuatnya sendiri. Mati? Dia belum mati lagi. Saat begini, sanubarinya mahukan jasad itu mati supaya hilang segala sengsara. Tetapi, Tuhan tidak izinkan. Selagi dia pinta mati, selagi itu dia bernyawa - bisa bernafas dengan tenang walau jasad sudah tinggal tulang, dijilat enak anak serigala.
Matanya yang masih terbuka itu pula dikorek serigala betina - tinggal satu mata. Mata yang satu itu juga dikorek - dunia tidak kelihatan lagi melainkan pekat hitam dan mendengar salakan serigala yang berpesta kekenyangan. Masih bernyawa lagi. Menunggu bila pula telinga ini akan disentap...